Kamis, 15 Mei 2014

PERAN NUTRISI BAGI OLAHRAGAWAN



Nutrisi merupakan salah satu faktor yang sagat berperan dalam peningkatan prestasi bagi olahragawan. Makanan merupakan sumber energi yang utama bagi manusia. Sumber energi bagi tubuh manusia sangat diperlukan dalam melakukan aktivitas khususnya olahraga. Cepat lambatnya proses pembentukan energi dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi seorang atlit.
Penggunaan zat gizi pada metabolisme anaerobik energi didapat terutama dari karbohidrat, sedangkan pada metabolisme aerobik energi didapat terutama dari karbohidrat dan  lemak. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan harus mengandung lemak, karbohidrat, protein,  vitamin mineral dan air. Tahapan pemberian zat gizi disesuaikan dengan pemberian zat gizi pada masa waktu  dipusat  latihan,  dekat  masa  pertandingan,  hari-hari  pertandingan  dan  makanan sesudah pertandingan. Untuk meningkatkan prestasi olahragawan latihan harus terprogram dengan baik, dengan memperhatikan penggunaan dan tahapan pemberiana zat gizi karena energi dan gizi yang tidak cukup  maka nutrient energi  yang diperlukan dari  glikogen otot atau  glukosa darah dapat menyebabkan kelelahan dan akibatnya dapat mempenaruhi prestasi seorang atlet.
Makanan  sangat  penting  bagi  makluk  hidup,  termasuk  bagi  manusia.  Makanan merupakan  bidang  interaksi  antara  manusia  dan  lingkungannya,  dari  lingkunganlah  makanan diperoleh. Lingkungan mempengaruhi gizi, ciri-ciri ragawi dan kesehatan. Gangguan dalam gizi mencerminkan  gangguan keseimbangan dengan lingkungan. Gizi memang merupakan masalah biokultural pada manusia. Manusia memang polifag, mempunyai spektrum makanan yang luas, dan pemakan segala (omnivor), tetapi tidak segala-galanya dimakan manusia. Makanan yang kita makan  sehari-hari  dipecah  menjadi  partikel-partikel kecil  di  dalam  saluran  pencernaan  untuk diabsorpsi dan ditranport ke berbagai sel-sel di dalam tubuh. Sel-sel tubuh menstranformasi ke dalam  energi  kimia  dalam  bentuk  sederhana  yang  dapat  dipergunakan  segera  atau  bentuk  lain sebagai  cadangan.  Tubuh  manusia  terdapat  sejumlah  sistem  metabolisme  energi  yang  dapat menyediakan energi sesuai kebutuhan ketika beristirahat atau exercise.
Makanan merupakan sumber energi yang utama bagi manusia. Sumber energi bagi tubuh manusia sangat  diperlukan  dalam  melakukan  aktivitas khususnya  olahraga.  Cepat  lambatnya proses pembentukan energi dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi seseorang. Jumlah energi yang terbentuk tergantung berbagai faktor, antara lain: konsentrasi substrat yang menjadi bahan baku  energi  dan  intensitas  olahraga  yang  dilakukan.  Menurut  Wolinsky (1994)  dengan makanan  yang  optimal  maka  energi  dapat  tersedia  dengan  cukup,  sehingga  menghasilkan kemampuan  kerja  dan  waktu  pemulihan  yang  lebih  baik,  kelelahan  dapat  diatasi  secara  lebih efektif  karena  zat  gizi  cadangan  dapat  digunakan  untuk  kembali  pada  keadaan  homeostasis. Oksigen, air  dan  zat  gizi  dibutuhkan  untuk  proses  kehidupan.  Makanan  seorang  atlet  harus memenuhi  semua  zat  gizi  yang  dibutuhkan  untuk  mengganti  zat-zat  gizi  dalam  tubuh  yang berkurang  akibat  aktivitas  sehari-hari  dan  olahraga.  Menu  seorang  atlet  harus  mengandung semua zat gizi yang diperlukan yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Menu atlet  disusun  berdasarkan  jumlah  kebutuhan  energi  dan  komposisi  gizi  penghasil  energi  yang seimbang.
Peranan energi dan gizi dalam olahraga penting diperhatikan, misalnya kelelahan dapat terjadi akibat tidak cukupnya ketersediaan nutrientenergi yang diperlukan dari glikogen otot atau glukosa  darah. Mungkin  juga  akibat  tidak  berfungsi  sistem  energi  secara  optimal  akibat defisiensi  nutrient  lain  seperti  vitamin  dan  mineral.  Kelebihan  lemak  tubuh  (obese)  atau berkurangnya berat badan akibat hilangnya jaringan  otot akan mempengaruhi  performance  atlet (William,  1991).  Semua  aktivitas  fisik  memerlukan  energi.  Kebutuhan  energi  yang  diperlukan bervariasi sesuai dengan derajat kegiatan/ aktivitas yang dilakukan, sebagai contoh dengan jalan kaki 18 menit/km ( santai), 10 menit/km, 8 menit/kmdan 5 menit/km untuk berat badan 50 kg memerlukan  energi  masing–masing  2  kal/menit,  5  kal/menit,  6  kal/menit  dan  10  kal/menit (Direktorat, 1993).
PENGGUNAAN ZAT GIZI
Pada  metabolisme  anaerobik  aliran  darah  belum  cukup  memberikan  suplai  oksigen keotot, energi didapat terutama dari karbohidrat. Suplai energi awal berasal dari proses katabolisme anaerobik adenosin trifosfat (ATP) yang terdapat didalam otot. Terjadinya kontraksi otot akibat adanya  energi  yang  diperoleh  dari  perubahan  ATP  menjadi  ADP  (ATP      ADP  +  pelepasan energi).  Energi  selanjutnya  diperoleh  dari  penguraian  kreatin  fosfat  yang  dengan  cepat  dapat menghasilkan  ATP,  namun  simpanan  kreatin  sangat  terbatas  sehingga  energi  yang  dihasilkan hanya untuk beberapa detik saja. Energi anaerobik terbanyak didapat dari perubahan karbohidrat menjadi asam laktat (Nutrition for Athletics, 1995). Pada  metabolisme  aerobik  energi  didapat  terutama  dari  karbohidrat  dan  lemak. Energi yang berasal dari proses aerobik mula-mula berasal  dari penguraian glikogen otot. Latihan berat memerlukan  cadangan  karbohidrat  (glikogen)  dan  deplesi  glikogen  akan  menuju  kearah kelelahan. Karbohidrat penting untuk  endurance. Atlet dengan latihan berat, memerlukan energi expenditure  2    3  kali  lebih  besar  dari  individu  yang  tidak  berlatih.  Besar  kebutuhan  energi tergantung  dari  tiga  area  energi  yang  dikeluarkan  yaitu:  basal  metabolisme  rate  +  spesifik dinamik action  + aktivitas fisik. Dalam latihan perlu energi seimbang yaitu jumlah energi yang masuk sama dengan besarnya jumlah energi yang dikeluarkan. Seseorang akan dapat berprestasi maksimal apabila keseimbangan zat gizi ini dapat selalu terkontrol. Dalam diet yang baik, tidak hanya  pemasukan  energi  yang  diperhitungkan,  tetapi  proporsi  karbohidrat,  lemak  dan  protein dalam taraf yang mencukupi merupakan hal yang pokokdan jika terjadi kekurangan atau ketidak seimbangan  pada  salah  satu  di  antara  ketiganya,  prestasi  dan  kesehatan  atlet  menjadi  tidak optimal (Yessis dan Trubo, 1993).
TAHAPAN PEMBERIAN ZAT GIZI UNTUK OLAHRAGAWAN
Kebutuhan kalori dalam satu hari sangat tergantung  dari jenis olahraga. Menurut Purba (2006) setiap cabang olahraga pada waktu latihan/bertanding mempunyai intensitas dan lamanya berbeda-beda.  Cabang  olahraga  dapat  dikelompokkan  menjadi:  olahraga  ringan  (menembak, golf,  bowling  dan  panahan),  olahraga  sedang  (atletik,  bulutangkis,  bola  basket,  dan  soft  ball), olahraga berat ( renang, tinju, gulat, kempo, judo,dan karate) dan olahraga berat sekali (balap sepeda jarak jauh 130 km, angkat besi, maraton rowing). Kebutuhan kalori dapat dihitung berdasarkan kelompok-kelompok cabang olahraga
Ada beberapa tahapan pemberian zat gizi untuk atlet, sebagai berikut: pemberian zat gizi pada masa waktu dipusat latihan, dekat masa pertandingan, hari-hari pertandingan dan makanan sesudah pertandingan (Purba, 2006)


Waktu di Pusat Latihan
Selama  latihan  penatalaksanaan  diit  sebenarnya  harus  disesuaikan  secara  individual apalagi  untuk  olahragawan  pemegang  piala  dunia.  Memang  sering  tidak  mungkin  dilakukan karena  menghadapi  serombongan  olahragawan  dari  berbagai  daerah  dengan  berbagai  cita  rasa dan kebiasaan makan.
Pada hari-hari laihan makan sebaknya tak kurang 3kali sehari dengan catatan makan pagi juga  harus  cukup.  Waktu  makan  biasanya  disesuaikan  dengan  waktu  latihan.  Namun waktu waktu  makan  yang  biasa  dapat  dipertahankan  apabila  latihan  tidak  berturut-turut  da  waktu latihan memungkinkan, misalnya bila waktu latihan ilakukan hanya sekali sehari. Tetapi dengan meningkatnya  frekuensi  latihan  menjadi  2-3  kali  sehari,  atau  bagi  olahraga  yang  memerlukan waktu latihan yang lama dan melelahkan sekali ( exhausting ) maka disarankan 4-6 kali makan sehari dalam porsi yang lebih kecil.
Dua jam sebelum latihan janganlah makan banyak-banyak. Pada permulaan masa latihan 0-2 bulan, dianjurkan protein cukup tinggi terutamabagi mereka yang memilih cabang olahraga yang  mengharapkan  perkembangan  otot  (muscle  mass)  yang  banyak,  mengingat  seringnya olahragawan masuk pusat latihan dalam keadaan gizi yang belum memuaskan.
Minum  haus  cukup,  jumlah  cairan  total  kurang  lebih  2  liter  sehari  apabila  bila  banyak keringattelah  keluar  pada  hari-hari  panas  dan  latihan  yang  intensif.  Pada  pengeluaran keringat banyak, bak ditambahkan garam dapur atau cairan garam elektrolit. Minum sari buah, kuah sop atau  kaldu.  Dalam  pemberian  selain  cairan  juga  vitamin-vitamin  dan  mineral.  Pada  wanita terutama harus ditambah zat besi sehingga penggunaan sehari 20 mg. Teh manis hangat sangat efekif untuk mengurangi rasa haus. Minum harus diberikan sedikit demi sedikit, tak lebih dari 1-2 gelas tiap kali minum. Meminumnya juga harus lambat-lambat.
Contoh menu untuk serombongan olahragawan yang sudah masuk pusat latihan (dalam 1-2 bulan pertama) olahraga sedang, usia 20-39 tahun BBI rata-rata 55 kg.
Kebutuhan energi : 55 x 46 kalori/hari = 2530 kalori/hari
Protein : 1/8 x 2530 = 316.3 kalori = 79.1 gram
Lemak : 2/8 x 2530 = 632.6 kalori = 70.3 gram
Hidrat arang : 5/8 x 2530 = 1581 kalori = 395.4 gram
Kebutuhan bahan makanan sehari:
Dekat Masa Pertandingan
Bagi  olahraga  berat  yang  memerlukan  waktu  latihan  yang  lama  sebaiknya  diadakan persiapan sebagai berikut:
a.       Seminggu  sebelum  pertandingan  otot-otot  yang  akan  digunakan  diberi  latihan yang melelahkan sekali. Makanannya hampir seluruhnya terdiri dari lemak, protein, (tinggi lemak dan  protein).  Diberikan  selama  3  hari  berturut-turut  sehingga  glycogen  otot  rendah  sekali. Pada  hari  yang  keempat  sampai  waktu  pertandingan  tiba  diberikan  makanan  tinggi  hidrat arang.
b.      Untuk semua macam caang olahraga berlaku 2 hari sebelum pertandingan diberikan makanan yang :
·         mengandung  lebih  banyak  hidrat  arang  daripada  sebelumnya  (tinggi  hidat  arang)  dan rendah protein dan lemak disertai banyak istirahat
·         mudah dicerna, tidak banyak serat
·         tidak merangsang
·         tiga jam sebelum pertandingan dapat diberikan  kaldu air  garam  elektrolit (oralit) untuk menutupi  kebutuhan  garam  dapur.  Cairan  diberikan  tiap  jam  sekali  sampai  terakhir kurang  lebih  1  jam  sebelum  pertandingan  dimulai.  Dilarang  kopi,  cola-cola  atau minuman beralkohol.
Untuk  golongan  ini  satu  minggu  sebelum  pertandingan dilakukan  maka  makanannya tinggi protein dan tinggi lemak dan rendah hidrat arang tetapi yang masih dapat diterima lidah rata-rata orang Indonesia dan diberikan selama 3 hari. Kebutuhan enersi sehari: 60 x 54 = 3240 Kalori/hari.


Hari-hari pertandingan
Pada  hari-hari  pertandingan  dimana  tujuan  utama  adalah  mencapai  prestasi  setinggi mungkin maka baik dalam menyusun menu diingat akan  tekanan batin (emotional stress) yang mugkin dialami olahragawan pada hari pertandingan. Olahragawan mungkin mengalami keluhan sakit perut, mual, muntah atau diare. Hidangan yang dimakan  terlalu  dekat  dengan  latihan  mungkin  akan  sukar  dicernakan  karena  kebingungan (anxiety) selain itu perut yang penuh dapat mengganggu penampilan fisik, maka diambil jarak 3 jam antara waktu makan dan aktu dimulainya pertandingan. Makanannyapun harus yang :
- mudah dicerna, tidakbanyak serat
- tidak merangsang
- tinggi hidrat arang
- cukup cairan minum dan mineral
- dilarang  meminum  kopi,  cola-cola,  minuman  beralkohol  atau  mengandung  zat  asam  arang (CO2)
Umumnya  berlaku  juga  ketentuan-ketentuan  yang  sama  seperti  untuk  masa  latihan. Waktu  makan  harus  disesuaikan  dengan  program  pertandingan.  Sebetulnya  tidak  ada  menu khusus  untuk  karate,  sepak  bola,  renang,  balap  sepeda,  dan  sebagainya.  Tetapi  ada perbedaan dalam pengaturan makan untuk olahraga dimana dilakukan kerja otot untuk waktu yang singkat (seperti  misalnya  sprint),  dibanding  dengan  pertandingan  yang  memerlukan waktu  lebih  lama dalam  tim  atau  perseorangan  di  mana  diperlukan  daya tahan  yang  baik.  Untuk  olahraga  tim (sepak  bola,  voli,  dan  sebagainya)  dan  olahraga  perorangan  yang  lama  dilakukan  antara  lain: kano,  maraton,  mendayung,  tenis  dan  sebagainya)  secara  umum  berlaku  ketentuan-ketentuan seperti berikut : misalnya pertandingan dilakukan sore maka
a.       Pagi, sarapan ang mudah dicerna
b.      Snack pagi yang mudah dicerna dan berkualitas baik
c.       2-3 jam sebelum pertandingan makan tidak boleh banyak. Tapi tiap jam diberi minuman 1 gelas + gula secukupnya, boleh ditambah sedikit makanan ringan yang tinggi H.A. (biskuit).
d.      Selama pertandingan  yaitu di waktu istirahat boleh diberikan  minum paling banyak 1gelas tanpa es + sedikit makanan ringan.
e.       Sesudah petandingan diberikan minuman 1-2 gelas yang hangat.
Sesudah  mandi  atau  massage  diberikan  1  gelas  susu  bergula  atau  minuman  berprotein sesuai dengan kegemaran masing-masing. Satu jam setelah mandi diberi makan malam. Dekat sebelum atau di watu makan malam (tergantung rasa haus) boleh minum 1-2 gelas air biasa atau teh manis. Makan malam lengkap dengan buah-buahan.  Sebelum tidur diberi susu 1 gelas dan boleh makan buah-buah lagi.
Untuk  olahraga  yang  memerlukan  waktu  lama  seperti  pelari  jark  jauh,  balap  sepeda,maka perlu diberi makanan selama pertandingan dalambentuk makanan ringan ang berprotein tinggi  dengan  minuman  bergula  (teh/air  buah)  dalam  jumlah  sedikit-dikit  (50  cc)  dan  gula (mengunyah dan menelan menghilangka/mengurangi rasahaus) setiap 5-6 km (25 menit).
Makanan Sesudah Pertandingan
Sesudah  olahraga  yang  berjalan  lama,  maka  makanan  sanagat  perlu  untuk  menganti lemak,  karbohidrat,  protein,  vitamin  mineral  dan  air  yang  berkurang.  Sebaiknya  langsung sesudah pertandingan olagragawan harus minum yang banyak cairan. Cairan dapat berupa cairan pada waktu bertanding ditambah atau dicampur denganes krim yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.
Minimal  satu  jam  sesudah  pertandingan  baru  atlet  dapat  makan  bila  memungkinkan dalam jumlah yang banyak. Bila berada dalam musim kompetisi maka perlu dipikirkan makanan yang  dapat  dengan  cepat  menganti  cadanagan  energi  yang  terkuras.  Makanan  yang  dapat mengganti  cadangan  energi  dalam  otot  dan  hati  yang  harus  diutamakan  menu  yaitu  terutama karbohidrat. Makanan yang mudah dicerna seperti es  krim, pudding, nasi, telur setengah masak, susu,  buah-buahan  yang  segar  sebaiknya  disediakan.  Jadi  jumlah  sayuran  dikurangi  dahulu. Jumlah  protein  juga  perlu  ditingkatkan,  karena  perlu  untuk  pulih  asal  jaringan-jaringan  yan cedera (Soekarman, 1987)
SIMPULAN
Makanan merupakan sumber energi yang utama bagi manusia. Sumber energi bagi tubuh manusia  sangat  diperlukan  dalam  melakukan  aktivitas khususnya  olahraga.  Cepat lambatnya proses pembentukan energi dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi seseorang. Semua aktivitas  fisik  memerlukan  energi,  kebutuhan  energi yang  diperlukan  bervariasi  sesuai  dengan derajat kegiatan/aktivitas. Penggunaan  zat  gizi  pada  metabolisme  anaerobik  energi  didapat  terutama  dari karbohidrat, sedangkan pada metabolisme aerobik  energi didapat terutama dari karbohidrat dan lemak.  Kebutuhan  zat  gizi  yang  diperlukan  harus  mengandung  lemak,  karbohidrat,  protein, vitamin mineral dan air.
Tahapan  pemberian  zat  gizi  disesuaikan  dengan  pemberian  zat  gizi  pada  masa  waktu dipusat  latihan,  dekat  masa  pertandingan,  hari-hari pertandingan  dan  makanan  sesudah pertandingan. Untuk meningkatkan prestasi olahragawan latihan harus terprogram dengan baik, dengan memperhatikan penggunaan dan tahapan pemberiana zat gizi karena energi dan gizi yang tidak cukup  maka nutrient energi  yang diperlukan dari  glikogen otot atau  glukosa darah dapat menyebabkan kelelahan dan akibatnya dapat mempenaruhi prestasi seorang atlet.

Jumat, 09 Mei 2014

permainan tradisional karet "yeye"



PERMAINAN TRADISIONAL KARET “YEYE”

Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluruh indonesia meskipun dengan nama yang berbeda-beda. permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum perempuan. tetapi juga tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.

salah satu nama permainan ini yaitu permainan Tali Merdeka yang di kenal oleh masyarakat di propinsi RIAU dan sekitarnya.


1.Asal Usul
Permainan Tali Merdeka adalah sebutan untuk mereka yang tinggal di Provinsi Riau. Di daerah yang masyarakatnya adalah pendukung kebudayaan Melayu ini ada sebuah permainan yang disebut sebagai tali merdeka. Inti dari permainan ini adalah melompat tali-karet yang tersimpul. Penamaan permainan ini ada kaitannya dengan tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan pemain itu sendiri, khususnya pada lompatan yang terakhir. Pada lompatan ini (yang terakhir), tali direnggangkan oleh pemegangnya setinggi kepalan tangan yang diacungkan ke udara. Kepalan tangan tersebut hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh para pejuang ketika mengucapkan kata “merdeka”.           

Gerakan tangan yang menyerupai simbol kemerdekaan itulah yang kemudian dijadikan sebagai nama permainan yang bersangkutan. Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti. Namun, dari nama permainan itu sendiri dapat diduga bahwa permainan ini muncul di zaman penjajahan. Sebenarnya di daerah lain indonesia juga banyak di temukan permainan ini tapi dengan nama yang berbeda misal dengan nama Lompat Tali, Lompatan, yeye, dll.
Lompat tali atau "main karet" pernah populer di kalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an. Permainan lompat tali ini menjadi favorit saat "keluar main" di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sekarang, "main karet" mulai dilirik kembali antara lain karena ada sekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat roncean tali dari karet gelang untuk dijadikan sarana bermain dan berolahraga.

2. Pemain
Pemain tali merdeka ini berjumlah 3--10 orang. Pemain dibagi dalam dua kelompok, yaitu pemegang karet dan pelompat karet. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh kaum perempuan yang masih berusia antara 7--15 tahun. Kaum perempuan yang telah berumur lebih dari 15 tahun biasanya akan segan untuk ikut bermain, karena takut auratnya akan terlihat sewaktu melompati tali karet. Kalau pun ada yang ikut bermain, biasanya hanya sebagai penggembira saja dan hanya melompat saat ketinggian tali masih sebatas lutut atau pinggang. Sedangkan kaum laki-laki hanya kadang kala saja ikut serta dalam permainan.

3. Tempat Permainan
Permainan ini tidak membutuhkan tempat yang luas. Oleh karena itu, dapat dimainkan di mana saja dan kapan saja, seperti: di halaman sekolah (pada waktu istirahat) dan di halaman rumah.

4. Peralatan Permainan
Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah karet-karet gelang yang dianyam memanjang. Cara menganyamnya adalah dengan menyambungkan dua buah karet pada dua buah karet lainnya hingga memanjang dengan ukuran sekitar 3--4 meter. Karet-karet tersebut berbentuk bulat seperti gelang yang banyak terdapat di pasar-pasar tradisional. Karet tersebut tidak dijual perbuah, melainkan dalam bentuk satuan berat (gram, ons, dan kilo).

Fungsi karet pada umumnya adalah sebagai pengikat plastik-plastik pembungkus makanan, pengikat rambut dan barang-barang lainnya yang tidak membutuhkan pengikat yang kuat, karena karet akan mudah putus jika dipakai untuk mengikat terlalu kuat pada suatu benda. Oleh karena itu, sewaktu membuat anyaman untuk membentuk tali karet, diperlukan dua buah karet yang disambungkan dengan dua buah karet lain agar tidak lekas putus oleh anggota tubuh pemain yang sedang melompat. Ada kalanya tali-karet dianyam dengan menyambungkan 3--4 buah karet sekaligus, agar tali menjadi semakin kuat dan dapat dipakai berkali-kali.

5. Aturan Permainan
Permainan tali merdeka tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman karet dengan ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet tersebut, maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain. Namun, apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus menggantikan posisi pemegang tali hingga ada pemain lain yang juga gagal dan menggantikan posisinya.

Ada beberapa ukuran ketinggian tali karet yang harus dilompati, yaitu: (1) tali berada pada batas lutut pemegang tali; (2) tali berada sebatas (di) pinggang (sewaktu melompat pemain tidak boleh mengenai tali karet sebab jika mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali; (3) posisi tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap cukup tinggi ini pemain boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali dan tidak terjerat); (4) posisi tali sebatas telinga; (5) posisi tali sebatas kepala; (6) posisi tali satu jengkal dari kepala; (7) posisi tali dua jengkal dari kepala; dan (8) posisi tali seacungan atau hasta pemegang tali.

6. Proses Permainan
Sebelum permainan diadakan, terlebih dahulu akan dipilih dua orang pemain yang akan menjadi pemegang tali dengan jalan gambreng dan suit.

Setelah semuanya siap, maka satu-persatu pemain akan melompati tali dengan berbagai macam tahap ketinggian yang telah disebutkan di atas. Pada ketinggian-ketinggian yang sebatas lutut dan pinggang, umumnya para pemain dapat melompatinya, walaupun pada ketinggian tersebut tali tidak boleh tersentuh tubuh pemain. Pada tahap ketinggian yang sebatas dada hingga satu jengkal di atas kepala, mulai ada pemain yang merasa kesulitan untuk melompatinya. Pergantian pemegang tali mulai banyak terjadi pada saat ketinggian tali sebatas hingga dua jengkal di atas kepala. Tahap yang paling sulit adalah ketika tali berada seacungan hasta pemegangnya. Pada tahap ketinggian seperti ini, pada umumnya hanya pemain-pemain yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan atau sering bermain tali merdeka saja yang dapat melompatinya. Agar mempermudah lompatan, pemain juga boleh melakukan gerakan berputar menyamping, yang jika diamati akan nampak seperti perputaran baling-baling.

Gerakan berputar pada umumnya dilakukan oleh anak laki-laki. Selain berputar, pemain juga boleh memegang dan menurunkan tali terlebih dahulu sebelum melompat. Cara ini biasanya dilakukan oleh anak-anak perempuan. Pemain yang telah berhasil melompati tali yang setinggi acungan tangan, akan menunggu pemain lain selesai melompat. Dan, setelah seluruh pemain berhasil melompat, maka tali akan diturunkan kembali sebatas lutut. Begitu seterusnya, hingga pemain merasa lelah dan berhenti bermain.

7. Nilai Budaya
Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini mengandung nilai kerja keras, ketangkasan, kecermatan dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat pemain yang berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam ketinggian. Nilai ketangkasan dan kecermatan tercermin dari usaha pemain untuk memperkirakan antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya. Ketangkasan dan kecermatan dalam bermain hanya dapat dimiliki, apabila seseorang sering bermain dan atau berlatih melompati tali merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap pemain yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang tali jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam permainan.

Lompat tali atau yeye ini sangat bermanfaat untuk perkembangan anak-anak seusia SD, yaitu:

1. Perkembangan Tubuh        
Permainan yeye dapat menstimulasi motorik kasar. Bermanfaat agar fisik anak menjadi terampil melompat. Keterampilan melompat ini menjadikan anak-anak lebih cekatan, tangkas dan dinamis. Mereka tak kenal lelah, bagi mereka yang penting bermain dengan menyenangkan. Yeye menjadikan otot kuat dan dapat membantu mencegah obesitas pada anak.

2. Perkembangan Emosional  
Anak yang suka bermain lebih dewasa dan bertanggungjawab. Anak akan mengendalikan amarah dan rasa malunya. Di permainanan yeye ini membantu anak untuk berani melompat dengan ketinggian tertentu. Mental ini mengajarkan anak untuk berani menerima tantangan dan belajar melalui rintangan yang ada. Anak-anak juga akan belajar bersikap sabar, mengikuti aturan permainan dan kritis.

3. Perkembangan Sosial         
Bermain yeye membutuhkan beberapa teman, setidaknya dua teman lain untuk saling memegang karet yang dijalin. Anak akan saling mengenal dan memahami karakter teman lainnya. Anak akan belajar menghargai dan menyesuaikan diri jika bertemu temannya yang bersikap penurut dan anak egois. Wawasan bersosialisasi ini sangat penting untuk kehidupan dewasanya kelak. Anak lebih pede dan tidak minder.

4. Perkembangan Moral         
Dalam permainan yeye anak diajarkan untuk jujur. Sikap curang akan menjadikan anak terkucilkan. Temannya tak akan menyukai anak yang berbohong dan curang dalam permainan. Misalnya saat menghitung jumlah lompatan atau saat melompat tanpa menyentuh karet.

5. Perkembangan Kepribadian           
Permainan yeye ini menjadikan anak kaya pengalaman. Anak akan berlatih untuk mendapat pujian,ejekan, dimarahi,dipilih teman, dijauhi atau lainnya. Anak lebih tegar dalam menghadapi dunia luar dan tidak mudah menyerah.

6. Perkembangan Intelektual 
Anak belajar menghitung dengan tepat, kapan saat melompat ketika tali diayunkan.
Permainan masa kecilku ini semoga dapat dilestarikan di SD lainnya. Permainan yang murah dan sehat. Tak perlu biaya banyak, anak menjadi bahagia. Semoga guru-guru mengenalkan permainan tradisional, sehingga tidak terlupakan di zaman cangih ini. Jangan lupa, permainan ini lebih cocok jika dilakukan di lapangan atau tempat terbuka ukuran tali yang tidak terlalu panjang atau pendek dan adanya variasi permainan saat melompat.

Menurut DR. Anggani Sudono, MA, lompat tali sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK. Jadi sekitar 4-5 tahun karena motorik kasar mereka telah siap. Apalagi bermain lompat tali dapat menutupi keingintahuan mereka akan bagaimana rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah atau sekitar usia 6 tahunan. Entah kenapa. Grafik kegemaran mereka akan lompat tali ini akan menurun seiring bertambahnya usia. "Biasanya anak kelas 5-6 sudah malu untuk main lompat tali karena orang dewasa di sekitarnya sering mencemooh, 'Kok sudah besar masih main lompat tali!' Padahal justru dengan semakin sering anak-anak bermain lompat tali mereka akan semakin sigap dan terampil," ujar Anggani. Satu hal yang disarankan anggota Badan Pengembangan Akademik Perguruan Islam Al Izhar Pondok Labu Jakarta ini, yaitu menyuburkan kembali kegiatan lompat tali terutama di sekolah-sekolah. Bukan apa-apa, selain menyenangkan, permainan ini tak banyak memakan waktu, murah, dan menyehatkan. Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang para murid ketimbang mereka main lari-larian tanpa tujuan. Salah satu cara yang diimbau Anggani dengan memberi kesempatan anak untuk main lompat tali di waktu istirahat. Atau saat ada pertemuan siswa, lakukan perlombaan lompat tali sehingga para murid makin bergairah memainkannya.
Anggani menjabarkan beberapa perkembangan anak yang dapat distimulasi dengan permainan lompat tali ini:

Motorik kasar

Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Dengan bermain lompat tali motorik kasar akan terstimulasi sehingga secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan tersendiri. Lama-kelamaan, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi kejadian obesitas pada anak.

Emosi

Untuk melakukan suatu lompatan dengan tinggi tertentu dibutuhkan keberanian dari si anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar; mau melakukan tindakan melompat atau tidak.

Ketelitian dan Akurasi

Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus melompat.

Sosialisasi

Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan, dan lainnya.

Intelektual

Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan tujuh kali lompatan saat tali diayunkan. Bila lebih atau kurang, ia harus menjadi pemegang tali.